Search This Blog

Tuesday, May 14, 2013

PLI 01 - Isu Lingkungan


Dosen : Hasnah Ulia, ST, MT





1.      Isu energi pemanasan global Isu lingkungan Latar belakang pengolahan limbah

a.       Isu mengenai energi
Ø  Ketersediaan sumber  energi yang memadai merupakan hal yang perlu untuk sebagian besar kegiatan ekonomi dan memenuhi standar kehidupan sosial yang layak.
Ø  Meskipun sumber energi yang tersedia cukup banyak, namun ada sebagian seperti batu bara dan minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, dan sebagian lagi, seperti tenaga surya, meskipun tersedia dalam jumlah yang tak ada habisnya, namun saat ini kurang ekonomis untuk sebagian besar aplikasi.
Ø  Penggunaan energi secara global  tetap terus mengalami peningkatan semenjak revolusi industri.
Ø  Kesenjangan penggunaan energi antara negara berkembang dan negara maju masih tinggi.
Ø  Konsumsi energi banyak berpengaruh terhadap isu lingkungan.

b.      Isu pemanasan global
Ø  Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar .
Ø  Tidak seimbangnya kadar karbon dioksida dan beberapa gas rumah kaca lainnya di udara akibat polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan indutri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Ø  Efek rumah kaca
·         Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet.
·         Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan - mengabsorbsikan sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.
·         Sebagian besar sisanya akan diabsorbsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorbsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin.
·         Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorbsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat.
·         Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat.
 
c.       Penipisan lapisan ozon
Ø  Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan perusak lapisan ozon (ozone depleting substance, seperti CFCs) dan gas NOx yang dapat berasal dari hasil proses aktivitas alam seperti aktivitas vulkanik dan kegiatan manusia seperti pembakaran dalam kendaraan bermotor dan industri. Hal – hal diatas menyebabkan lapisan ozon berlubang
Ø  Dampak lapisan ozon berlubang
·         Meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi, sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan tubuh, dan bahkan terjadinya mutasi genetik.
·         Mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya, menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat mengganggu ketahanan pangan, dan bencana alam lainnya.
·         Mata rantai dampak penipisan lapisan ozon berikutnya adalah terjadinya pemanasan global (global warming).

d.      Isu kualitas udara
Ø  Udara di atmosfer dikatakan tercemar, bila komposisi gas yang terkandung di dalamnya tidak lagi sesuai dengan komposisi alaminya.
Ø  Fenomena ini bisa disebabkan oleh masuknya partikel atau senyawa kimia lain yang secara alami seharusnya tidak terdapat di dalam susunan kimia atmosfer, atau meningkatnya konsentrasi suatu komponen alami atmosfer, sehingga melebihi jumlah seharusnya.
Isu – isu regional kualitas udara :
Ø  hujan asam
·         Hujan asam disebabkan oleh polusi udara yang terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak dan gas bumi. Asap yang merupakan sisa pembakaran dari bahan-bahan tersebut naik ke atmosfer dan bereaksi dengan uap air yang ada di udara. Dengan bantuan radiasi matahari, komposisi tersebut berubah menjadi larutan asam, dan terbawa turun ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, salju, atau kabut asap.
·         Diantara semua senyawa kimia yang terkandung di dalam zat-zat pencemar diatas, senyawa yang bertanggung jawab atas terbentuknya hujan asam adalah senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Hujan asam biasanya terbentuk di awan, dimana senyawa-senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida bereaksi dengan oksigen, air dan oksidan lain, membentuk asam sulfat dan asam nitrat.
Ø  kabut asap fotokimia
·         Berbentuk seperti asap hitam, tetapi memiliki massa yang cukup berat, seperti kabut. Biasanya terjadi di atas wilayah industri atau jalan raya yang sibuk.
·         Kabut fotokimia terjadi akibat reaksi senyawa nitrat dan beberapa senyawa organik volatile yang ada di udara. Dengan bantuan sinar matahari (radiasi ultraviolet), gas-gas ini bereaksi dengan uap air, oksigen, dan hidrokarbon yang ada di udara, membentuk emulsi aerosol.
·         Selain menghalangi pandangan, kabut ini dapat menyebabkan iritasi mata, dan karena mengandung asam, dapat merusak konstruksi beton dan logam.
·         Sumber pencemar seperti gas buangan kendaraan dan  industri mengandung NO, CO, dan senyawa hidorkarbon yang tidak terbakar (pencemar primer), sedangkan pencemar sekunder, terutama NO2 dan O3 yang akan membentuk kabut (smog).
Ø  kualitas air hujan di Indonesia
·         Pemantauan kualitas air hujan dilakukan oleh BMG, yang mempunyai 27 stasiun pemantau.
·         Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5.6, merupakan nilai yang dianggap normal.
·         Secara umum, unsur kimia paling dominan yang dapat menurunkan kualitas air hujan adalah unsur sulfat dan unsur nitrat. Kedua senyawa tersebut mudah larut dalam air hujan, dan bersifat asam kuat. Sumber utama senyawa tersebut adalah akibat aktivitas manusia (antrophogenic sources) seperti sisa pembakaran bahan bakar fosil untuk industri maupun transportasi. Selain itu, juga berasal dari sumber alami (natural sources) seperti proses denitrifikasi tanaman dan aktivitas gunung berapi. Apabila kadar sulfat dan nitrat dalam air hujan meningkat, maka akan memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air hujan, dimana pH air hujan akan turun dibawah 5.6.

e.       Isu Kualitas air
Ø  Masalah global yang dihadapi dunia pada abad 21 berkaitan dengan air adalah kecenderungan dunia menghadapi krisis air yang berkepanjangan, meningkatnya pencemaran air, dan kebutuhan akan air yang semakin meningkat.
Ø  Turunnya kualitas air terutama diakibatkan oleh pencemaran badan perairan.
Ø  Pencemaran air berarti turunnya kualitas air sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan sumbernya pencemaran air diklasifikasikan menjadi dua yaitu sumber tertentu (point source pollution) dan sumber tak tentu (non- point source pollution)

f.       Isu kualitas tanah
Ø  Pencemaran tanah merupakan kasus yang terkait dengan pencemaran air, karena pencemar tanah memiliki kecenderungan masuk ke dalam badan air.
Ø   Polutan tanah biasanya berasal dari pertanian, yaitu pestisida dan pupuk.
Ø  Tanah memiliki kemampuan menyimpan kontaminan dan secara kontinu melepaskannya ke air permukaan dan air tanah dalam jangka waktu yang lama.

g.       Ekologi dan isu perusakan ekosistem
Ø  Ekosistem, baik itu akuatik maupun terestrial, mengambil energi dari matahari dan menyimpan energi ini dalam bentuk biomassa (senyawa karbon) dalam proses fotosintesis. Fungsi ekosistem lainnya adalah melakukan proses siklus terhadap materi dan unsur melalui lingkungan, dari bentuk organik menjadi inorganik dan sebaliknya yang melibatkan karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur.
Ø  Ekologi diperlukan dalam kaitannya dengan pencegahan pencemaran karena kemungkinan polutan yang masuk ke dalam ekosistem akan mengganggu siklus nutrien dan unsur yang penting dalam menopang kehidupan.
Ø  Adanya polutan akan menggangu keseimbangan ekosistem. Polutan kimia yang bersifat hidrofob ( senyawa organik non polar dengan molekul besar dan tak larut dalam air ), menetap secara terus menerus ( tidak terdegradasi secara biologis dalam ekosistem ), dan beracun harus mendapat  perhatian khusus karena zat-zat ini akan terakumulasi secara biologis dalam makhluk hidup melalui rantai makanan.
Contoh perusakan ekosistem :
Ø  Kasus Minamata, pencemaran oleh limbah merkuri
Ø  Pencemaran pestisida jenis DDT
Ø  Pencemaran limbah rumah tangga dan pertanian   eutrofikasi (pengkayaan air)

No comments:

Post a Comment