Dosen : Hasnah Ulia, ST, MT
1.
Isu
energi pemanasan global →
Isu lingkungan →
Latar belakang pengolahan limbah
a.
Isu
mengenai energi
Ø
Ketersediaan
sumber energi yang memadai merupakan hal
yang perlu untuk sebagian besar kegiatan ekonomi dan memenuhi standar kehidupan
sosial yang layak.
Ø
Meskipun
sumber energi yang tersedia cukup banyak, namun ada sebagian seperti batu bara
dan minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, dan sebagian
lagi, seperti tenaga surya, meskipun tersedia dalam jumlah yang tak ada
habisnya, namun saat ini kurang ekonomis untuk sebagian besar aplikasi.
Ø
Penggunaan
energi secara global tetap terus
mengalami peningkatan semenjak revolusi industri.
Ø
Kesenjangan
penggunaan energi antara negara berkembang dan negara maju masih tinggi.
Ø
Konsumsi
energi banyak berpengaruh terhadap isu lingkungan.
b.
Isu
pemanasan global
Ø
Pembangunan
gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar .
Ø
Tidak
seimbangnya kadar karbon dioksida dan beberapa gas rumah kaca lainnya di udara
akibat polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan indutri, asap kendaraan bermotor,
dan lain-lain.
Ø
Efek
rumah kaca
·
Pengaruh
rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat
dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam
panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak
pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal
di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet.
·
Uap
air atmosfer dan gas metana dari pembusukan - mengabsorbsikan sebagian besar
inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira
sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke
atmosfer.
·
Sebagian
besar sisanya akan diabsorbsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar yang
diabsorbsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin.
·
Sinar
dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorbsikan oleh karbon
dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat.
·
Karbon
dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan
panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas
filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan
meningkat.
c.
Penipisan
lapisan ozon
Ø
Penggunaan
bahan-bahan kimia sebagai bahan perusak lapisan ozon (ozone depleting
substance, seperti CFCs) dan gas NOx yang dapat berasal dari hasil proses
aktivitas alam seperti aktivitas vulkanik dan kegiatan manusia seperti
pembakaran dalam kendaraan bermotor dan industri. Hal – hal diatas menyebabkan
lapisan ozon berlubang
Ø
Dampak
lapisan ozon berlubang
·
Meningkatnya
intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi, sehingga dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, dan
penurunan daya tahan tubuh, dan bahkan terjadinya mutasi genetik.
·
Mengakibatkan
terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan
rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut
lainnya, menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat mengganggu ketahanan
pangan, dan bencana alam lainnya.
·
Mata
rantai dampak penipisan lapisan ozon berikutnya adalah terjadinya pemanasan
global (global warming).
d.
Isu
kualitas udara
Ø
Udara
di atmosfer dikatakan tercemar, bila komposisi gas yang terkandung di dalamnya
tidak lagi sesuai dengan komposisi alaminya.
Ø
Fenomena
ini bisa disebabkan oleh masuknya partikel atau senyawa kimia lain yang secara
alami seharusnya tidak terdapat di dalam susunan kimia atmosfer, atau
meningkatnya konsentrasi suatu komponen alami atmosfer, sehingga melebihi
jumlah seharusnya.
Isu – isu regional kualitas udara
:
Ø
hujan
asam
·
Hujan
asam disebabkan oleh polusi udara yang terjadi akibat pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak dan gas bumi. Asap yang merupakan sisa
pembakaran dari bahan-bahan tersebut naik ke atmosfer dan bereaksi dengan uap
air yang ada di udara. Dengan bantuan radiasi matahari, komposisi tersebut
berubah menjadi larutan asam, dan terbawa turun ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan, salju, atau kabut asap.
·
Diantara
semua senyawa kimia yang terkandung di dalam zat-zat pencemar diatas, senyawa
yang bertanggung jawab atas terbentuknya hujan asam adalah senyawa sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Hujan asam biasanya terbentuk di awan, dimana
senyawa-senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida bereaksi dengan oksigen,
air dan oksidan lain, membentuk asam sulfat dan asam nitrat.
Ø
kabut
asap fotokimia
·
Berbentuk
seperti asap hitam, tetapi memiliki massa yang cukup berat, seperti kabut.
Biasanya terjadi di atas wilayah industri atau jalan raya yang sibuk.
·
Kabut
fotokimia terjadi akibat reaksi senyawa nitrat dan beberapa senyawa organik
volatile yang ada di udara. Dengan bantuan sinar matahari (radiasi
ultraviolet), gas-gas ini bereaksi dengan uap air, oksigen, dan hidrokarbon
yang ada di udara, membentuk emulsi aerosol.
·
Selain
menghalangi pandangan, kabut ini dapat menyebabkan iritasi mata, dan karena
mengandung asam, dapat merusak konstruksi beton dan logam.
·
Sumber
pencemar seperti gas buangan kendaraan dan
industri mengandung NO, CO, dan senyawa hidorkarbon yang tidak terbakar
(pencemar primer), sedangkan pencemar sekunder, terutama NO2 dan O3
yang akan membentuk kabut (smog).
Ø
kualitas
air hujan di Indonesia
·
Pemantauan
kualitas air hujan dilakukan oleh BMG, yang mempunyai 27 stasiun pemantau.
·
Batas
nilai rata-rata pH air hujan adalah 5.6, merupakan nilai yang dianggap normal.
·
Secara
umum, unsur kimia paling dominan yang dapat menurunkan kualitas air hujan
adalah unsur sulfat dan unsur nitrat. Kedua senyawa tersebut mudah larut dalam
air hujan, dan bersifat asam kuat. Sumber utama senyawa tersebut adalah akibat
aktivitas manusia (antrophogenic sources) seperti sisa pembakaran bahan bakar
fosil untuk industri maupun transportasi. Selain itu, juga berasal dari sumber
alami (natural sources) seperti proses denitrifikasi tanaman dan aktivitas
gunung berapi. Apabila kadar sulfat dan nitrat dalam air hujan meningkat, maka
akan memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air hujan, dimana pH air
hujan akan turun dibawah 5.6.
e.
Isu
Kualitas air
Ø
Masalah
global yang dihadapi dunia pada abad 21 berkaitan dengan air adalah
kecenderungan dunia menghadapi krisis air yang berkepanjangan, meningkatnya
pencemaran air, dan kebutuhan akan air yang semakin meningkat.
Ø
Turunnya
kualitas air terutama diakibatkan oleh pencemaran badan perairan.
Ø
Pencemaran
air berarti turunnya kualitas air sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan
sumbernya pencemaran air diklasifikasikan menjadi dua yaitu sumber tertentu
(point source pollution) dan sumber tak tentu (non- point source pollution)
f.
Isu
kualitas tanah
Ø
Pencemaran
tanah merupakan kasus yang terkait dengan pencemaran air, karena pencemar tanah
memiliki kecenderungan masuk ke dalam badan air.
Ø
Polutan tanah biasanya berasal dari pertanian,
yaitu pestisida dan pupuk.
Ø
Tanah
memiliki kemampuan menyimpan kontaminan dan secara kontinu melepaskannya ke air
permukaan dan air tanah dalam jangka waktu yang lama.
g.
Ekologi
dan isu perusakan ekosistem
Ø
Ekosistem,
baik itu akuatik maupun terestrial, mengambil energi dari matahari dan
menyimpan energi ini dalam bentuk biomassa (senyawa karbon) dalam proses
fotosintesis. Fungsi ekosistem lainnya adalah melakukan proses siklus terhadap
materi dan unsur melalui lingkungan, dari bentuk organik menjadi inorganik dan
sebaliknya yang melibatkan karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur.
Ø
Ekologi
diperlukan dalam kaitannya dengan pencegahan pencemaran karena kemungkinan
polutan yang masuk ke dalam ekosistem akan mengganggu siklus nutrien dan unsur
yang penting dalam menopang kehidupan.
Ø
Adanya
polutan akan menggangu keseimbangan ekosistem. Polutan kimia yang bersifat
hidrofob ( senyawa organik non polar dengan molekul besar dan tak larut dalam
air ), menetap secara terus menerus ( tidak terdegradasi secara biologis dalam
ekosistem ), dan beracun harus mendapat
perhatian khusus karena zat-zat ini akan terakumulasi secara biologis
dalam makhluk hidup melalui rantai makanan.
Contoh perusakan ekosistem :
Ø
Kasus
Minamata, pencemaran oleh limbah merkuri
Ø
Pencemaran
pestisida jenis DDT
Ø
Pencemaran
limbah rumah tangga dan pertanian → eutrofikasi (pengkayaan air)
No comments:
Post a Comment